MALAIKAT KECIL ANGGUN WINADA A.BUKASA
Kutuliskan sepucuk surat dari perasaan yang tak pernah tersirat. Kutuangkan semua dalam bait-bait luka, yang mulai kubeberkan kebenarannya tentang bagaimana perasaan ku saat melihat dia untuk terakhir kalinya; Kak...Rasanya masih sama, sakitnya masih kerasa saat pertama kali aku mendapati wajah yang selalu tersenyum itu berubah pucat pasi dan kaku. Masih ku ingat jelas rasanya jantungku berhenti kala itu pula saat melihat bibir yang selalu menasehatiku akan kehidupan, tiba-tiba tertutup rapat tanpa jeda. Kak...Rasanya masih ada dan tetap sama. Rindu yang tak tersampaikan, pelukan yang tak mendapat balasan, dan sandaranku yang lenyap tak akan pernah kembali. Entah di langit mana kakak berada saat ini. Masihkah mampu melihatku yang seringkali manja dalam diamku? Masihkah kesal karena sikap kecerobohanku yang tak berkurang? Aku rindu; Rasanya ingin mendengar omelan demi omelanmu di bandingkan sunyi yang kau ciptakan saat waktu mulai berlalu, semenjak tragedi kepergianmu. Kini waktu ...